11 Nov 2014

Trip in Bulukumba (:

Hampir setahun saya tidak menuliskan sesuatu di blog ini. Parahnya lagi, saya sudah nyaris lupa bagaimana caranya menulis. Tapi sedikit flashback baca-baca tulisan saya sebelumnya, ternyata dulu saya lumayan 'bisa' menulis walaupun kadang-kadang sedikit abstrak, ngambang dan garing. Hahaha. Sekarang? entahlah.
However, it's not too late for me to start again. Is it? Let's begin with this :)

Akhir-akhir ini saya seperti dihipnotis oleh alam. Hasrat travelling saya muncul kembali dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari sebelumnya (semacam supersaiya mungkin :D). Perjalanan dinas pun tidak saya perbolehkan lewat begitu saja tanpa melakukan sedikit perjalanan. Kali ini, saya mau coba bercerita tentang 'liburan berkedok perjalanan dinas' saya beberapa waktu yang lalu.


Senangku memuncak waktu ditelfon bos diperintahkan untuk berangkat ke Makassar mengawal seorang ibu berkebangsaan Iran yang akrab kami sapa Madam Layah. Ibu ini adalah satu dari tigapuluh satu Asylum Seeker yang diamankan oleh Kantor Imigrasi Kendari. Karena tekanan psikis, ibu ini harus dipindahkan ke Makassar agar bisa mendapatkan perawatan lebih intensif dari International Organization for Migration. Apalagi Makassar, kota tempat saya mengejar dua huruf di belakang nama saya, strata tak bernyawa itu. Tidak berlebihan kalau saya bilang saya punya banyak kenangan di kota ini dan nothing's wrong when I want to replay some scenes.

Bahkan satu minggu sebelum berangkat, saya sudah menghubungi teman-teman saya di sana untuk mengosongkan jadwal mereka dan menghabiskan weekend bersama. Mungkin di pantai, pulau, gunung, atau tempat-tempat kece lainnya. Saat itu ada dua opsi, Pulau Kodingareng atau Camping di Pantai Bara. Setelah menimbang dan memikirkan, kami sepakat memilih Camping di Pantai Bara yang terletak di Kab. Bulukumba Sulawesi Selatan. And yeah.. I can't wait anylonger to this holiday. It will be one of the best travelling ever. Hurraaaaaay ^^

Saya harus memastikan perjalanan dinas kali ini jatuhnya di waktu yang strategis, apalagi kalau bukan Kamis dan Jumat, supaya bisa sekalian merembes ke Sabtu dan Minggu. And taraaaaaaaa.. here we go! Pihak IOM mungkin bisa baca rencana bulus di kepala saya. Dengan senyum tipis sedikit ke samping,  pihak IOM bilang ke saya kalo mereka sudah issued tiket hari Kamis pagi..

Several days before going, I cant concentrate anymore. Sebagian jiwa saya sudah duluan ngetrip ke Bulukumba :D. Dan hari yang ditunggu pun tiba. Sampai di Makassar, saya dan satu teman langsung membereskan urusan dengan pihak Imigrasi dan IOM Makassar serta mengantar ilegal imigran tadi ke tempat penampungannya. Setelah semuanya beres, kami sepakat untuk jalan sendiri-sendiri. Kamis sore itu saya habiskan di kampus. Sedikit bernostalgila dan menikmati oksigen di backyard himpunan PERISAI. Waktu berjalan seperti cepat sekali dan saya merasa waktu semakin tidak cukup untuk bercerita dan menghabiskan waktu bersama teman-teman di sana. However, we're getting closer to the short trip. Wohooooooo.... :D

 The day is coming! Kami sepakat merental mobil untuk digunakan ke Bulukumba. Biaya rental mobil di Makassar kurang lebih sama seperti di kota-kota lainnya, 250K/hari. Oh ya, karena niatnya ngetenda, kami harus mencari tempat penyewaan tenda dan camping stuff lainnya. Akhirnya setelah berkelalang keliling bertanya kiri kanan, akhirnya kami menemukan tempat penyewaan yang dimaksud di area workshop Unhas. Walaupun agak mengecewakan karena banyak barangnya yang lagi keluar, kami tetap mengambil satu paket tenda berkapasitas 4 orang dan beberapa matras. It's gonna be cool, Man!

Karena menunggu teman-teman yang lain pulang kantor, kami harus berangkat agak kemalaman. Perjalanan Makassar-Bulukumba normalnya menghabiskan waktu sekitar 4 jam. Tapi karena kami beberapa kali singgah, kami baru tiba di Bulukumba sekitar pukul 2 dini hari. Tujuan kami kali ini Pantai Bara, pantai yang tidak begitu ramai. Pantai ini hanya berjarak sekitar 1 km dari Pantai yang paling terkenal di sana, Pantai Bira.

Begitu sampai di sana, ternyata sudah ada beberapa tenda lain di pinggir pantai dan suasana di sana benar-benar tak tergantikan. Agak-agak horor ngangenin :D Sunrise dari tepi Pantai Bara sungguh luar biasa. Belum lagi ombak dan pasir putihnya yang sangat ramah. Ahh seperti ingin ke sana lagi -_-

Mencari sarapan di daerah ini tidak begitu sulit. Ada banyak sekali warung makan di sekitar Pantai Bira dengan harga yang cukup beragam. Sebenarnya di sekitar Bira juga terdapat banyak sekali cottage dengan standar harga 200-300K/malam. Tapi saya berani jamin tenda lebih mengerti segalanya. Hahahaha :D

Sekitar pukul 10 pagi, kami memutuskan untuk bongkar tenda dan beralih ke Bira untuk sarapan dan mencoba snorkeling. Di Bira ada beberapa paket watersport yang ditawarkan, seperti Banana Boat, Snorkeling, dan Diving. Kali ini kami mencoba Snorkeling di dua pulau yang katanya "Wow", Pulau Kambing dan Pulau Liukang. Kami harus menyiapkan budget 700K untuk menikmati dua pulau ini, include Boat, Kacamata Snorkeling, Life Jacket dan Kamera Underwater. Cukup murah untuk rombongan bertujuh seperti kami.

Ombak di sepanjang perjalanan menuju Pulau Liukang sangat memacu adrenalin. Kami saling sahut-menyahut berteriak, we were happy so damn.  Saat tiba di Pulau Liukang, saya seperti tak ingin mengedipkan mata. Warna laut di sana mengalahkan pesona bintang korea yang digila-gilakan oleh banyak cewek Indonesia. Hahahaha. Di Liukang juga ada semacam kolam penyu dan beberapa spesies ikan. Kami pun sempat berenang dan bermain penyu di sana.

Setelah menghabiskan sekitar satu jam di Liukang, kami bertolak ke Pulau Kambing. Ombak menuju pulau ini jauh lebih gila dari yang tadi. Tapi itu tidak menyurutkan niat kami untuk berebut pengalaman snorkeling. Pulau ini tidak berpenghuni dan hanya tampak seperti batu karang besar dari jauh. Saya masih belum tahu kenapa Pulau ini dinamakan Pulau Kambing, padahal kalau saya ingat-ingat kembali bentuk Pulau ini jauh dari kambing. Saya juga tidak pernah mendengar suara 'Mbeeeee' selama berada di Pulau ini. :D Oh ya, Kapal tidak bisa sandar di Pulau ini, hanya bisa berlabuh sekitar tiga meter dari karang raksasa itu.

Dan pengalaman snorkeling terbebs saya rasakan di sini. Surga bawah laut yang sangat nyata. No words can explain how beautiful the coral here. Ada banyak nemo, bintang laut, ikan-ikan kecil, serta karang dengan berbagai bentuk dan warna. Pulau Kambing memenangkan trip kali ini. ^^ Snorkeling disini tak terlupakan dan ruaaaarrrr biasa :D

Kami sudah cukup puas dan kembali ke pesisir Pantai Bira. Membersihkan diri, take a lunch, dan menunggu salinan foto-foto dari kamera Underwater si pemilik boat. But guess what? We lost all the pictures. (T.T) Entah bagaimana ceritanya dan bagaimana caranya Bapak itu mengcopy file foto-foto kami. Yang tercopy malah foto-foto orang yang kami tidak kenal. Kami kecewa tapi sudahlah, mau marah juga tidak ada guna. Intinya kami, saya khususnya, sudah sangat puas.

Sebelum matahari terbenam, kamipun kembali ke Makassar. Menikmati sunset di salah satu resto di daerah Jeneponto.Tired but fantastic trip!
Sunrise di Pantai Bara
On Hammock
Bira Beach
One of Photo Shoot in Kambing Island :)
Kambing Island
Liukang Island
Penyunya Sembunyi

1 komentar: