6 Apr 2011

Masih ada keberhasilan lebih besar di depan sana !

Ini bukan yang pertama.

Dulu, ketika aku memutuskan untuk mengikuti seleksi penerimaan tentor bahasa Inggris d'salah satu bimbingan belajar di Makassar, aku juga mengalami hal yang sama. Gagal ! Sebenarnya aku tak begitu suka menggunakan kata ini, tapi inilah kenyataan yang terjadi dan aku tidak begitu hebat jika dibandingkan dengan mereka. Dan di setiap kegagalanku pasti ada satu moment yang harus dengan berat hati aku tinggalkan. English Camp 2009 contohnya.

Kata menjengkelkan (**tapi penuh pembelajaran) ini kembali terulang saat aku mengikuti seleksi penerimaan Beswan Djarum -sebutan bagi penerima beasiswa djarum-. Menjadi keluarga Beswan adalah salah satu dari mimpi kecilku sejak aku duduk di semester 2 perkuliahanku. Informasi mengenai beasiswa ini selalu aku update, baik melalui internet maupun melalui senior-senior alumni beswan atau senior-senior yang juga pernah ikut seleksinya namun mengalami hal yang serupa dengan aku. Beasiswa ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa semester 5, sehingga aku begitu antusias untuk mendapatkannya karena kesempatan ini hanya datang sekali seumur hidup. Beasiswa ini bukan hanya memberikan bantuan dari segi materi, namun juga memberikan soft skill training dan pengembangan diri.

Agustus 2010, tepat ketika aku baru bertatap muka dengan wajah baru semester 5ku. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pendaftaran beswan pun dimulai pada pertengahan tahun seperti itu. Berkas-berkas yang sudah aku persiapkan jauh sebelumnya ku lihat kembali dan mulai melengkapinya satu persatu. Cobaan pertama datang. Universitasku membatasi mahasiswa untuk ikut seleksi ini dan fakultasku tidak masuk sebagai daftar fakultas yang boleh ikut dalam seleksi ini. Ini tidak kujadikan hal yang menghalangiku untuk mewujudkan mimpi kecilku karena akhirnya berkasku kukirim langsung ke PT Djarum DSO Makassar.
Aku lolos seleksi berkas! Informasi ini aku ketahui melalui telepon dari seorang laki-laki entah siapa. Alhamdulillah, ini artinya jalanku mulai terbuka. Kupersiapkan segala sesuatu untuk psikotes dan tes wawancara esok harinya di Clarion, salah satu hotel terbesar di Makassar.

Untuk menghadiri tes tersebut, aku meninggalkan satu kegiatan (kampus) yang belum pernah kuikuti sebelumnya. Sahur on The Road. Mungkin bagi sebagian orang ini bukan kegiatan berarti. Tapi itu tidak berlaku padaku. Aku menanti kegiatan sosial seperti ini sejak pertama kali duduk di bangku kuliah. Yah, semuanya kembali lagi ke kalimat "hidup itu pilihan"! Aku dituntut menjadi Cenk yang dewasa yang mampu memprioritaskan sesuatu. Dan tidak ada alasan untuk tidak ikut dalam seleksi Beswan Djarum.

Pagi itu mataku dipenuhi merah dan hijau (**kurang kuning mami baru jadi traffic light =D), warna yang terpancar dari almamater universitasku dan sebuah universitas Islam di Makassar. Aku bahagia. Banyak teman-teman baru yang kujumpai di sana. Teman-teman sekaligus 'rival'ku. Teman-teman yang memberikan aku banyak pelajaran walaupun hanya dalam waktu yang sangat singkat. Teman-teman yang mengenalkan kembali 'kompetisi' kepadaku.

Semuanya berjalan lancar. Menggambar, menulis, menggambar, menulis lagi, yang diakhiri dengan sebuah diskusi singkat. Jujur, aku optimis dengan apa yang sudah aku lakukan dan menaruh harapan banyak pada seleksi ini. Tapi sepertinya kali ini Dewi Fortuna tidak mendekat padaku. Entah karena alasan apa. Aku hanya sampai pada psikotest dan diskusi.

Kecewa! Aku kecewa pada diriku sendiri (**kata Mama itu wajar). Ini tidak berlangsung lama tapi sedikit menyiksa. Akhirnya aku sadari satu hal, aku belum bisa dan suatu saat nanti aku pasti bisa. Masih ada keberhasilan besar yang menungguku di depan sana. I believe it and it will be a true !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar